Business to Consumer (B2C)
Definisi
Suatu proses yang terjadi apabila suatu perusahaan atau organisasi menjual produk atau jasa pada pelanggan-nya melalui jaringan internet (secara online).
Menurut Munir Fuady, Business to Consumer (B2C) adalah transaksi ritel dengan pembeli individual.
Menurut Onno W. Purbo, Business to Consumer (B2C) adalah mekanisme toko online (elektronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-
Karakteristik
- Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan untuk umum.
- Servis yang diberikan bersifat umum dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh banyak orang, contohnya: karena sistem WEB sering digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis WEB.
- Servis diberikan berdasarkan permohonan . dalam kondisi ini, customers memberikan suatu ide (inisiatif) dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
- Transaksi sederhana
Perkembangan
Business to Consumer (B2C)
Pada awalnya
Internet belum menyediakan layanan untuk bertransaksi dengan konsumen. Pada
tahun 1984, diciptakan sistem transaksi perbankan secara online oleh AT&T,
tetapi tidak berhasil dikarenakan infrastruktur yang tidak memadai. Pada tahun
2000 diperkenalkan situs belanja online yang bernama Amazon.com.
Setelah saat
itu, mulai banyak bermunculan situs-situs belanja/transaksi online yang
mengusung prinsip Business to Consumer (B2C).
Tantangan
Utama dalam Business to Consumer (B2C)
- Membangun privasi dan kepercayaan pada konsumen
- Menciptakan ketergantungan dan loyalitas
- Kelengkapan, keragaman dan ketersediaan barang dan jasa.
Pelayanan
Business to Consumer (B2C)
- Memuat contoh produk yang dijual beserta informasinya.
- Melakukan transaksi penjualan barang.
- Melakukan transaksi pembayaran barang.
- Melakukan transaksi pengiriman barang.
- Membuat berita-berita terbaru tentang produk.
- Menginformasikan lokasi penjualan dan layanan.
- Memberikan service secara lengkap.
Produk
Business to Consumer (B2C)
- Produk Digital (Soft Goods), seperti lagu, album, film, program komputer, update dan jasanya.
- Produk Fisik (Hard Goods)merupakan suatu produk yang tidak dapat dikonsumsi sesegera mungkin (secara langsung) setelah diunduh. Contoh: DVD, kaset dan lain sebagainya.
Klasifikasi
Business to Consumer (B2C)
Secara umum,
tipe Business to Consumer (B2C) terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
- Auction Store
Tempat untuk
memberikan pelayanan dalam bidang perdagangan.
- Online Store
Tempat untuk
menjual atau membeli secara digital dengan memilih, memesan barang lewat
internet tanpa harus bertatap muka dengan penjual secara langsung maupun barang
yang ingin dibeli.
- Online Service
Tempat untuk
meminta informasi dan service lain dari perusahaan dengan cepat dan mudah atau
dapat melakukan proses jual beli, misalnya jasa tiket perjalanan, jasa service
dan lain-lain.
- Other Service
Layanan yang
menyediakan fasilitas untuk penjualan produk dan jasa diluar klasifikasi yang
telah dijabarkan sebelumnya.
Keuntungan
dan Kerugian/Kelemahan Business to Consumer (B2C)
- Keuntungan Business to Consumer (B2C) bagi company atau perusahaan adalah:
- Dapat mempromosikan produk mereka secara luas.
- Dapat melayani transaksi selama 24 jam penuh tanpa terganggu waktu libur ataupun break.
- Dapat langsung berinteraksi dengan customers tanpa perantara.
- Dapat meminimalkan cost yang dikeluarkan.
- Keuntungan Business to Consumer (B2C) bagi customers adalah:
- Dapat melakukan pembelanjaan dengan mudah.
- Memiliki banyak pilihan dan waktu utnuk menentukkan yang disukai.
- Kelemahan
- Produk yang kita order tidak dapat kita lihat secara langsung dan kita teliti (periksa) lebih lanjut.
- Produk yang kita lihat di website, terkadang tidak sesuai seperti aslinya. Maksudnya ada perbedaan bentuk, warna, ukuran dan lain sebagainya.
Analisis Business to Consumer (B2C)
Resume
Business to Consumer (B2C)
Dalam
perdagangan Business to Consumer (B2C) secara online, terdapat 2 jenis barang
yang ditawarkan.
- Hard Goods adalah barang yang berwujud nyata. Bila dibeli maka akan dikirimkan kepada pelanggan melalui jasa pengiriman. Dalam penelitian ini, barang yang diperdagangkan adalah baju dan fancy (aneka kado-kado lucu).
- Soft Goods sering juga disebut sebagai digital goods seperti berita dan informasi yang dapat diterima oleh pelanggan dengan cara download.
Karakteristik
yang membedakan antara online Business to Consumer (B2C) dengan perdagagnan
konvensional adalah perusahaan dapat berhubungan langsung dengan konsumen
tanpa perantara. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan dari segi laba, karena
tidak perlu berbagi keuntungan dengan perantara.
Beberapa hal
yang harus dipenuhi agar konsumen tertarik untuk membeli barang atau
menggunakan layanan dari penjual, yaitu:
- Produk, memberikan informasi yang jelas tentang barang yang dijual, lengkap dengan gambar barang tersebut.
- Harga, menyebutkan harga barang. Di dalam menetapkan harga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: kualitas, permintaan pasar dan harga pesaing.
- Promosi, melakukan promosi melalui iklan baik di media cetak maupun elektonik dan alat komunikasi lainnya.
- Pengepakan dan pengiriman , memperhatikan distribusi barang secara fisik dan menjaga keutuhannya. Selain itu diusahakan pengiriman secepat mungkin agar tidak mengecewakan konsumen
Analisis
Sistem dan Permasalahan Business to Consumer (B2C)
Pada
dasarnya proses penjualan di toko secara konvensional dan proses penjualan di
website adalah sama, tapi penerapan system penjualan secara online berbasis WEB
diharapkan dapat mengatasi batasab-batasan yang sering ditemui dalam proses
penjualan di toko secara konvensional.
Secara garis
besar, proses penjualan di toko secara konvensional dapat dijabarkan sebagai
berikut:
- Customers datang ke toko pada waktu jam buka toko.
- Customers melihat-lihat produk dan membanding-bandingkan produk-produk yang ada dan kemudian memutuskan untuk membelinya atau tidak.
- Customers memutuskan untuk membeli dan memutuskan system pembayaran yang akan digunakan (tunai, debet atau kredit).
- Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, maka customers dapat membawa produk yang dibeli.
Beberapa
masalah yang sering ditemui dalam proses penjualan toko secara konvensional,
sebagai berikut:
- Pembelian hanya dapat dilakukan selama jam buka toko.
- Customers tidak dapat datang ke toko karena tidak ada waktu, sibuk atau keadaan jalan yang macet.
- Informasi tentang produk yang didapat di toko tidak terlalu akurat, karena beberapa hal seperti: kertebatasan human atau berada pada jam sibuk toko, sehingga pelayanan tidaklah maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar